Kamis, 06 Agustus 2009

SALAH KAPRAH DAKWAH

Pada dasarnya setiap orang meyaqini adanya Tuhan dan merasa telah memiliki cara yang terbaik dalam beribadah kepada Tuhannya, sehingga meskipun segenap energi kita curahkan rasanya please dech tidak mungkin kita mempengaruhi orang lain untuk berubah keyaqinan. Jangankan dari satu agama ke agama yang lain, dalam agama yang sama pun dua orang yang memiliki keyaqinan yang berbeda tidak mudah atau bahkan sulit atau malahan hampir tidak mungkin atau bisa jadi non sense untuk bisa saling mempengaruhi untuk berubah. Kalau pun bisa, tentunya membutuhkan waktu yang sangat lama karena satu-satunya cara adalah dengan membersamai orang yang ingin kita rubah keyaqinannya.
Yang menjadikan kita prihatin adalah bahwa masih banyak dari mereka yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Atau jangan-jangan, bisa jadi, mereka juga menganggap bahwa kita termasuk yang demikian. Entahlah. Hanya Tuhan yang tahu. Satu hal yang terpenting yang harus selalu kita pegangi adalah bahwa yang bisa menjelaskan tentang sesuatu adalah pembuatnya. Ibarat makanan, yang bisa menjelaskan dari apa, bagaimana, dan mengapa makanan itu dibuat ya sang pembuatlah. Begitu pun kehidupan ini, yang bisa menjelaskan tentang ihwalnya ya sang maha pencipta Allah SWT.
Seiring dengan diciptakannya kehidupan ini, Allah SWT juga menciptakan hukum-hukum atasnya. Alhamdulillah Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang telah menjelaskan kepada kita melalui utusannya Muhammad SAW, sehingga kita tak usah repot-repot lagi memikirkan bagaimana mensikapi kehidupan ini. Bisa dibayangkan jika petunjuk itu tidak pernah dibawakan oleh Rasulullah SAW. Pastilah setiap orang merasa bisa membuat aturan dan hukum yang terbaik. Itulah mengapa setiap penguasa pada tiap-tiap komunitas memaksakan dirinya sebagai sumber hukum yang harus diterima oleh masyarakat di bawah kekuasaannya. Itulah pula mengapa sebelum datang risalah yang paling haq dari sang pencipta terlahir berbagai suku yang masing-masing memiliki hukum sendiri-sendiri yang dari kacamata teologi disebut budaya atau adat istiadat.
Kini kita telah meyaqini bahwa setelah ada sumber hukum yang haq, tidak ada kebenaran melainkan sesuai dengan sumber hukum tersebut. Adapun sumber hukum yang haq itu adalah al Qur'an dan al Hadits yang telah menjadi hujah bagi umat Islam. Setiap orang boleh merasa bahwa keyaqinannya adalah benar atau bahkan paling benar. Namun jika tidak didasarkan pada ilmu yang haq al Qur'an dan al Hadits ya sama juga bohong. Inilah salah satu alasan mengapa mengkaji petunjuk dari Allah SWT ini bersifat wajib bagi siapa saja yang menghendaki keberuntungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar